Kamis, 12 April 2012

GEOGRAFI REGIONAL INDONESA


Bentang Alam Sumatera Utara

A.    Konsep lokasi
Loksai relatif Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi ini merupakan wilayah multi-etnis yang dihuni oleh banyak suku bangsa. Sedangkan lokasi absolute (nyata) Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur,  Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km².
Batas wilayah Sumatera Utara
Berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Selat Malaka
Berbatasan dengan Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia
Berbatasan dengan Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia
Berbatasan dengan Selat Malaka

Ø  Sumatra Rawan Bencana Gempa 
Terdapat 419 pulau di provinsi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka). Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak  di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli. Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
v  Analisis mengenai kenapa Sumatra Rawan Bencana Gempa 

Pulau sumatara merupakan salah satu dari kepulauan nusantara yang terletak di barat bagian wilayah indonesia. secara geografis di bagian utara berbatasan dengan teluk bangala, di bagian timur selat malaka, bagian selatan selat sunda dan bagian barat berbatasan dengan samudra hindia.


Pulau sumatara merupakan pulau terbesar ke-6 di dunia mempunyai letak astronomis 6o LU -  6o LS dan 95o BT - 106o BT. Di lihat dari letak astronomis nya di ketahui bahwa pulau sumtara di lalui garis khatulistiwa ( garis 0o ). di mana  dapat terbagai dua menjadi daerah utara dan selatan. di pulau sumtra terbentang bukit barisan yang membujur dari utara ke selatan, disepanjang bukit barisan tersebut terdapat beberapa  gunung berapai yang masih aktit seperti Merapi (Sumatera Barat), Bukit Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Jambi).
Pulau Sumatera juga banyak memiliki danau besar, di antaranya Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, dan Danau Dibawah (Sumatera Barat), dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan). di mana dengan adanya gunung berapi yang masih aktif ini dapat menimbulkan bencana, seperti adanya gempa  vulkanik, serta erupsi gunung berapi, seperti yang terjadi di perbatasan jogja dan jawa tenggah dengan erupsi gunung merapinya. serta di jawa timur erupsi dengan gunung bromo.
Dalam analisis kami ada beberapa factor yang menyebabkan di pulau sumatera rawan terjadi gempa bumi. Factor tersebut berasal dari dalam bumi yang disebut dengan tenaga endogen. Salah satu Tenaga endogen tersebut adalah tektonisme yang dapat menimbulkan patahan dan lipatan. Dalam analisa kami untuk daerah di pulau Sumatera ada beberapa patahan yang dapat menimbulkan gempa di Sumatera yakni :

  1.      patahan semangko salah satu penyebab terjadinya gempa di sumatra

Patahan semangko adalah bentukan geologi yang membentang di Pulau Sumatera dari utara ke selatan, dimulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Patahan inilah membentuk Pegunungan Barisan, suatu rangkaian dataran tinggi di sisi barat pulau ini. Patahan Semangko berusia relatif muda dan paling mudah terlihat di daerah Ngarai Sianok dan Lembah Anai di dekat Kota Bukittinggi. Menurut Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), gempa yang berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) di 16 km barat daya Batusangkar, Sumatera Barat (Sumbar), akibat pergeseran di patahan Semangko yang terhampar di sepanjang Pulau Sumatera. "Patahan Semangko sudah rusak mulai dari Aceh sampai Lampung.  Akibatnya, Sumatera rawan Gempa. Di sepanjang Sumatera terdapat ribuan patahan kecil yang mengakibatkan rawan gempa. Sepanjang Bukit Barisan yang terhampar dari utara hingga selatan Pulau Sumatera adalah jalur gempa, karena banyak terdapat patahan, meski kecil-kecil.

  2.      patahan besar nias dan mentawai merupkan pertemuan dua lempeng lempeng samudra hindia dan lempeng benua asia yang mengakibatkan gempa dan tsunami

Patahan besar Nias dan Mentaway adalah sebuah patahan yang terletek di laut bagian barat pulau Sumatera, patahan Nias dan Mentaway di prediksi masih produktif sehingga pegesran akan sering terjadi, alibat geseran tersebut akan terjadi gempa serta tsunami yang dampaknya akan di rasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tepi pantai barat Sumatra. Menurut BMKG dampak yang sangat besar di rasakan oleh Benkulu dan Sumatra Barat karena scara geografis daerah nya berada di dekat patahan semanko.

B.     Kekayaan Alam di Sumatera Utara     

 Ø  Danau Toba
Danau Toba di Sumatera utara merupakan, danau vulkanik yang merupakan danau terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Pesona eksotisnya berupa hamparan danau luas laksana lautan dengan pepohonan rindang dan perbukitan yang menawan. Danau ini berukuran 1700 meter persegi dengan kedalaman kurang lebih 450 meter dan terletak 906 meter di atas permukaan laut, di tengah danau terdapat Pulau Samosir yang tak kalah menariknya menjadi objek kunjungan wisata.

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73 ribu-75 ribu tahun lalu dan merupakan letusan super volcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama dua minggu.
Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama satu minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut. Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan, pada beberapa spesies, juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Menurut analisis kami setelah letusan besar tersebut, terbentuklah kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Karna tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Ketika menikmati keindahan danau ini, Anda mungkin tak membayangkan bahwa pesona yang terjadi berasal dari bencana dahsyat letusan gunung berapi yang mendatangkan ketakutan dan kengerian ketika itu.
Danau Toba, yang dikenal sebagai salah satu danau air tawar terbesar di dunia, dengan pulau Samosir yang elok, dalam sejarah vulcanology adalah sisa dari letusan kaldera mahadashyat yang paling besar hingga detik ini (skala 8 VEI – Vulkanic Explotion Index). Letusan Toba dapat disamakan dengan 2000 kali letusan Gunung Helena atau 20000 kali letusan bom atom.


Efek dari letusan itu adalah lubang besar dengan luas hampir 200 ribu hektar (panjang 100 km dan lebar 30 km) atau dua setengah kali negara Singapura dimana lubang itu kini terisi air dan disebut dengan Danau Toba. Letusan itu memuntahkan material vulkanis ke seluruh penjuru dunia dan batuan yang sama ditemukan di beberapa negara oleh geologist. Awan debu yang dimuntahkan menutupi permukaan bumi dari sinar matahari sehingga menurut para ahli suhu bumi turun hingga lebih dari 15 derajat Celcius hingga beberapa dekade, awal dari jaman es yang terakhir. 
Kejadian itu menyebabkan kematian dan kelaparan di seluruh permukaan bumi, dan diperkiraan manusia yang hidup tinggal 10000 hingga 40000 orang saja. Manusia yang tersisa bermigrasi dari Afrika, menyebar ke Arab, Eropa, Asia dan Indochina. Dan dengan kecepatan replikasi hamster, kini manusia menghuni seluruh daratan di dunia.
Danau Toba yang besar itu (luasnya kira2 100 x 30 km) sebenarnya berdiri di atas reruntuhan 3 kaldera besar. Di selatan terdapat Kaldera Porsea, berbentuk ellips dengan dimensi 60 x 40 km, terbentuk oleh letusan gigantik 800 ribu tahun silam. Kaldera ini meliputi sebagian selatan danau Toba dari Pulau Samosir, hingga ke daratan wilayah Parapat – Porsea dan “teluk” yang menjadi outlet ke Sungai Asahan. Wajah kaldera Porsea ini ‘dirusak’ oleh kaldera Sibadung yang terbentuk kemudian. Sementara di sebelah utara, di utara Pulau Samosir terdapat kaldera Haranggaol yang nyaris bulat dengan diameter ‘hanya’ 14 km. Haranggaol terbentuk pada 500 ribu tahun silam. Keberadaan kaldera-kaldera besar ini menunjukkan Danau Toba adalah kompleks vulkanik nan luar biasa.
Dalam penganalisisannya, kami memfokuskan ke Kaldera Sibadung. Karena  kaldera inilah yang terbentuk dalam erupsi gigantik 71.500 +/- 4.000 tahun silam dan dinobatkan sebagai letusan terdahsyat di muka Bumi dalam 2 juta tahun terakhir setelah banjir lava di Yellowstone (AS). Bentuk kaldera mirip kacang (peanut-like) dan secara kasar memiliki panjang 60 km dengan lebar 30 km. Bentuk unik ini mengesankan bahwa kaldera Sibadung dulunya kemungkinan adalah gunung api kembar yang meletus secara bersamaan, seperti halnya gunung Danan dan Perbuwatan dalam erupsi katastrofik Krakatau 1883. Kaldera Sibadung mencakup seluruh bagian Pulau Samosir dan perairan selatan Danau Toba, kecuali “teluk” di sebelah tenggara yang menjadi outlet ke Sungai Asahan.

Bentang Budaya  Sumatera Utara

A.    Karakteristik Penduduk Sumatera Utara

 Ø  Analisis Mengenai Penduduk di Sumatera Utara dan Persebarannya
Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara pada tanggal 31 Oktober 1990 berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2002, jumlah penduduk Sumatera Utara adalah seramai 11,85 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 165 jiwa per km², sedangkan kadar peningkatan pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun. Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.
 Ø  Indikator Pembangunan & kependidikan Sumatera Utara
A.      Indikator Kependudukan
 
NO
INDIKATOR
SATUAN
KEADAAN
2003
KONDISI YANG DIHARAPKAN
2004
2005
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Jumah penduduk
Ribu Jiwa
11.890*
12.151
12.288
2.
Pertumbuhan penduduk
Persen
1,14
1,10
3.
Tingkata kelahiran (TFR)
Rata - rata kelahiran PUS
3,03
2,96
2,91
4.
Tingkat kematian bayi (IMR)
Perseribu kelahiran hidup
37,00
36,00
35,50
5.
Harapan hidup (e0)
Tahun
68,00
68,20
68,50
6.
Penduduk miskin
Persen
15,89
15,50
15,00
7.
Tingkat kesakitan penduduk
Persen
16,62
16,00
15,50

Keterangan : *) Hasil Sementara Pendaftaran Pemilih Dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B)
Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara
 
B.      Indikator Kependidikan
 
NO
INDIKATOR
SATUAN
KEADAAN 2003
KONDISI YANG DIHARAPKAN
2004
2005
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1.
Partisipasi Sekolah
 
 
 
 
 
v        7- 12 tahun
Persen
98,25
98,50
99,00
 
v       13- 15 tahu`n
Persen
88,51
89,00
89,30
 
v       7-15 tahun
Persen
95,07
95,50
96,00
2.
Pendidikan yang ditamatkan
 
 
 
 
 
v       Tidak / belum tamat SD
Persen
22,76
22,00
21,50
 
v       Tamat SD
Persen
30,35
29,00
28,00

Menurut analisis kami Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
1)       Pesisir Timur
2)       Pegunungan Bukit Barisan.
3)       Pesisir Barat.
4)       Kepulauan Nias.
·         Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya.
·         Di daerah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini ada beberapa dataran tinggi yang merupakan kantong-kantong konsentrasi penduduk. Tetapi jumlah hunian penduduk paling padat berada di daerah Timur provinsi ini. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir juga menjadi tempat tinggal penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau ini.
·         Pesisir barat biasa dikenal sebagai daerah Tapanuli. Dengan dimekarkannya kembali Kabupaten Tapanuli Selatan, maka provinsi ini memiliki kabupaten baru, yaitu Kabupaten Padang Lawas yang beribukota di Sibuhuan dengan dasar hukum UURI No. 38/2007 dan Kabupaten Padang Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua dengan dasar hukum UURI No. 37/2007.
·         Pulau Nias diwacanakan akan dimekarkan kembali, yaitu dengan membentuk Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, dan Kota Gunung Sitoli.

 Ø  Suku bangsa
Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis dengan Batak, Nias, dan Melayu sebagai penduduk asli wilayah ini. Daerah pesisir timur Sumatera Utara, pada umumnya dihuni oleh orang-orang Melayu. Pantai barat dari Barus hingga Natal, banyak bermukim orang Minangkabau. Wilayah tengah sekitar Danau Toba, banyak dihuni oleh Suku Batak yang sebagian besarnya beragama Kristen. Suku Nias berada di kepulauan sebelah barat. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Sumatera Timur, pemerintah kolonial Hindia Belanda banyak mendatangkan kuli kontrak yang dipekerjakan di perkebunan. Pendatang tersebut kebanyakan berasal dari etnis Jawa dan Tionghoa. Pusat penyebaran suku-suku di Sumatra Utara, sebagai berikut :
  1. Suku Melayu Deli : Pesisir Timur, terutama di kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat
  2. Suku Batak Karo : Kabupaten Karo
  3. Suku Batak Toba : Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir
  4. Suku Batak Mandailing : Mandailing Natal
  5. Suku Batak Angkola : Kabupaten Tapanuli Selatan dan Padang Lawas
  6. Suku Batak Simalungun : Kabupaten Simalungun
  7. Suku Batak Pakpak : Kabupaten Dairi dan Pakpak Barat
  8. Suku Nias : Pulau Nias
  9. Suku Minangkabau : Kota Medan, Kabupaten Batubara, Pesisir Barat
  10. Suku Aceh : Kota Medan
  11. Suku Jawa : Pesisir Timur & Barat
  12. Suku Tionghoa : Perkotaan pesisir Timur & Barat.
Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950. Provinsi Sumatera Utara dibentuk meliputi sebagian Aceh. Tahun 1956, Aceh dipisahkan menjadi Daerah Otonom dari Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa.

B.     Karakteristik Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
   Ø  Daftar kabupaten/kota di Sumatera Utara
  1.      Kabupaten Asahan
  2.      Kabupaten Batu Bara
  3.      Kabupaten Dairi
  4.      Kabupaten Deli Serdang
  5.      Kabupaten Humbang Hasundutan (disingkat Humbahas) 
  6.      Kabupaten Karo
  7.      Kabupaten Labuhan Batu
  8.      Kabupaten Langkat
  9.      Kabupaten Mandailing Natal (disingkat Madina)
  10.  Kabupaten Nias
  11.  Kabupaten Nias Selatan
  12.  Kabupaten Padang Lawas (baru)
  13.  Kabupaten Padang Lawas Utara (baru)
  14.  Kabupaten Pakpak Bharat
  15.  Kabupaten Samosir
  16.  Kabupaten Serdang Bedagai
  17.  Kabupaten Simalungun
  18.  Kabupaten Tapanuli Selatan (disingkat Tapsel)
  19.  Kabupaten Tapanuli Tengah (disingkat Tapteng)
  20.  Kabupaten Tapanuli Utara (disingkat Taput)
  21.  Kabupaten Toba Samosir (disingkat Tobasa)
  22.  Kota Binjai
  23.  Kota Medan
  24.  Kota Padang Sidempuan
  25.  Kota Pematang Siantar
  26.  Kota Sibolga
  27.  Kota Tanjung Balai
  28.  Kota Tebing Tinggi


Ø  Kabupaten – Kabupaten di Sumatera Utara
1.      Kabupaten Asahan
Secara administratif kabupaen Asahan  terdiri dari 20 kecamatan, 237 desa, 34 kelurahan.luas wilayah kabupaten asahan adalah 4.624,41 km 2 atau 462.441 ha, dengan jumlah penduduk 990.230 jiwa.
Potensi Daerahnya ada pada :
§  Komoditi perkebunan
kabupaten asahan merupakan salah satu sentra perkebunan di provinsi sumatera utara. Komoditi penting yang dihasilkan di kabupaten asahan adalah karet, kelapa sawit, kakao, kelapa. Dimana pengusahaan tanaman perkebunan dilakukan oleh rakyat, badan usaha milik negara (ptpn) dan swasta.
§  Tanaman pangan
tanaman pangan yang dominant di kabupaten asahan adalah pagi, jagung, ubi kayu, dan kedelai. Jika dilihat dari luas panen dan produksi padi sawah perkecamatan, maka sentra produksi padi di kabupaten asahan adalah kecamatan air putih, meranti dan tanjung tiram. Khusus untuk tanaman jagung, kecamatan yang potensial adalah b.p. mandoge, simpang empat, air batu, dan buntu pane.
§  Perikanan
kabupaten asahan mempunyai potensi perairan yang potensial untuk usaha perikanan. Potensi terdiri dari laut, sungai, rawa dan danau. Kusus untuk potensi tambak udang di kabupaten asahan sering mengalami kesulitan kekurangan bibit. Peluang ini dapat menjadi suatu bidang usaha yang layak untuk dikembangkan (hatchery).

2.      Kabupaten Dairi  
Kabupaten dairi secara geografis terletak diantara 98 0 00'-98 0 30'3t dan 2 0 -3 0 00' lu. Kabupaten dairi secara administratif terdiri dari 13 kecamatandengan 124 desa dan 7 kelurahan. Luas wilayah kabupaten dairi adalah 1.927,8 km 2 , dengan jumlah penduduk 272.388 jiwa.
Potensi Daerah Kabupaten dairi ialah :
Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan dikabupaten dairi yaitu sektor industri, pertanian, dan pariwisata.  
  • Kopi
Areal produksi kopi robusta dan arabica terbesar di 13 kecamatan di kabupaten dairi. Luas pertanaman kopi robusta adalah 14.117 ha dengan produksi 6.770,33 ton/tahun sedangkan pertanaman kopi arabica seluas 5.771,5 ha dengan produksi 2.639,05 ton/tahun.
  • Jagung & kentang
Potensi pengembangan tanaman jagung di kabupaten dairi adalah pada lahan kering ( tegalan dan huma ) yang seciat ini luas 61.738 ha. Namun luas pertamanan jagung pada tahun 2000 ini baru mencapai 38.883 ha atau sekitar 63 % dari lahan kering yang ada. Kabupaten dairi memiliki daratan tinggi yang potensial untuk pengusaha tanaman kentang. Luas pertanaman kentang dari tahun ketahun terus meningkat, demikian pula produksinya.
  • Produksi sayuran
Produksi sayuran di kabupaten dairi yang cukup menonjol adalah cabai dan kubis. Kedua komoditi tersebut diusahakan cukup luas dengan harga yang berfluktuasi.
 komoditi yang memiliki potensi yang besar, seperti :
  • Produksi sayuran daratan tinggi
  • Wisata alam pegunungan
  • Peternakan
3.      Kabupaten Deli Serdang  
Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2 0  57'-3 0 16'lu dan 97 0 52'-98 0 45'bt secara administratif terdiri dari 22 kecamatan, 2 perwakilan kecamatan dengan 379 desa dan 15 kelurahan. Luas wilayah kabupaten deli serdang adalah 2.394,62 km 2 atau 2.394,462 ha, dengan jumlah penduduk 1.463.031jiwa.
Potensi Daerah Kabupaten Deli Serdang  ialah :
·         Industi Pengolahan Jagung (pakan ternak)
luas tanam dan produksi jagung di kabupaten deli serdang terus meningkat. Produksi jagung sebedar 785.723 ton pertahun menunjukkan potensi pengolahan bahan baku yang cukup besar untuk industri pakan ternak.
·         Industri Pengolahan Karet (Crumb Rubber)
Produksi karet di kabupaten deli serdang sebesar 11.661 ton per tahun dengan pertumbuhan rata-rata 0,84 %.
·         Industri Pengolahan Cpo & Industri Pengolahan Ubi Kayu
Produksi tbs (tandan buah segar) kelapa sawit di kabupaten deli serdang meningkat pesat pada beberapa tahun terakhir. Produksi ubi kayu di kabupaten deli serdang sebesar 1238.232 ton pertahun dengan luas tanam 19.337 ha.
·         Produksi Tembakau Deli
Tembakau deli adalah jenis tembakau yang memilik kualitas khusus sebagai pembungkus cerutu (bukan rokok). Pasar yang terbuka bagi cerutu akan berpengaruh terhadap permintaan tembakau cerutu dengan kualitas khusus. Pembinaan teknik budidaya dan manajemen yang baik sangat dibutuhkan dalam produksi tembakau Deli .

4.      Kabupaten Humbang Hasundutan  
Kabupaten Humbang Hasundutan secara geografis terletak pada 20° 13' - 20° 28' lu 980° 10' - 980° 57' bt, luas wilayah 233.533 ha. Jumlah penduduk 152.377 jiwa, secara administrasi terdiri dari 9 kecamatan, 1 kelurahan dan 115 desa.
Potensi Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan ialah :
·         Potensi Sumber Daya Alam
Kabupaten humbang hasundutan memiliki ± 44.670 ha lahan yang belum produktif yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pertanian, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan darat.
Kabupaten humbang hasundutan memiliki objek wisata alam/rekreasi, seperti objek wisata sejarah, objek wisata danau dan pantai. Kabupaten humbang hasundutan memiliki lahan pertambangan seperti : batu gamping, gambut, kalosit, sirtu, trass, batu setengah mulia, batubara dan lain-lain.
Perkebunan rakyat
·         Meningkatkan usaha peremajaan dan rehabilitasi perkebunan rakyat.  
·         Diversifikasi dan perluasan areal perkebunan.  
·         Meningkatkan intensifikasi tanaman perkebunan.
·         Meningkatkan tanaman bibit unggul, pemberantasan hama dan pelayanan penyuluhan.
Peternakan.
·         Meningkatkan usaha peternakan dengan penerapan tekhonologi peternakan yang lebih baik.
·         Meningkatkan luas areal budi daya perikanan.
·         Meningkatkan pengadaan bibit unggul dan pelayanan penyuluhan.


5.      Kabupaten Karo
Kabupaten Karo secara geografis terletak diantara 2 0 55'-3 0 19' lu dan 97 0 55'-98 0 38' bt. Kabupaten karo secara administratif terdiri dari 13 kecamatan, 14 kelurahan dan 248 desa. Luas wilayah kabupaten karo adalah 2.127,25 km 2 atau 212.725 ha, dengan jumlah penduduk 289.250 jiwa.
Potensi Daerah Kabupaten Karo ialah :
Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten karo yaitu sektor pertanian dan industri yang berbasis pertanian.
  • Komoditi sayuran
Komoditi sayuran utama yang diusahakan di kabupaten karo adalah kentang, kubis, wortel, tomat, buncis bawang dan bawang putih.
  • Tamanan pangan
Komoditi jagung merupakan komoditi yang paling menonjol diantara tanaman pangan yang ada. Produksi jagung pada beberapa tahun terakhir mencapai 293.594 ton.
  • Tanaman buah-buahan
Tanaman buaha-buahan yang diusahakan cukup besar di kabupaten karo adalah jeruk dan marquisa dengan produksi masing-masing pada tahun 2002 mencapai 337.143,60 ton dan 11.889 ton.
  • Peternakan & Perikanan
Ternak ruininansia besar seperti sapi dan kerbau serta ternak kecil seperti babi dan kambing paling banyak dipelihara oleh masyarakat tanah karo disamping ternak unggas seperti ayam dan itik. Untuk Perikanan yang telah berkembang di kabupaten karo adalah budidaya ikan air tawar dan penangkapan ikan air tawar. Budidaya ikan tersebut dilaksanakan di kolam di cek dam atau waduk dengan sistem keramba jaring apung.

6.      Kabupaten Labuhan Batu
            Secara administrasi terdiri dari 22 kecamatan 209 desa, 33 kelurahan. Luas wilayah kabupaten labuhan batu adalah 922.318 ha atau 9.223,18 km² dengan jumlah penduduk 851.016 juwa.
§  Potensi Daerah Kabupaten Labuhan Batu ialah :
Bidang dikembangkan mencakup 4 sektor yaitu sektor pertanian, sektor perikanan, sektor perkebunan dan sektor industri.
  • Sektor pertanian & perkebunan
            Perkembangan luas pertanaman padi sawah di kabupaten labuhan batu 85,067 ha dengan produksi 378.548 ton. Data menunjukan bahwa budidaya padi sawah cukup besar tetapi trend pertumbuhan produksinya kecil dan berfluktuasi. Untuk  karet olahan  potensi pasokan bahan baku untuk industri pengolahan karet dapat dilihat dari luasan dan perkembangan produksi kebun di labuhan batu.
  • .industri & perikanan
Industri olahan karet
            Potensi perkembangan karet di labuhan batu termasuk luas dengan hasil yang beragam, baik jumlah maupun mutunya. Penjualan hasil selama ini dilakukan adalah berupa bahan baku awal dari proses lateks yang diperoleh. Nilai tambah ini akan didapat jika di daerah labuhan batu dibangun suatu industri pengolahan lateks menjadi bahan yang siap pakai, inisalnya sarung atau lainnya. Dengan adanya industri ini maka terjadi suatu diversifikasi produk karet di labuhan batu.
Ikan tambak (udang)
            Perkembangan produksi udang tambak di kabupaten labuhan batu meningkat rata-rata 6.92% per tahun. Hal ini menunjukan bahwa usaha tambak udang di daerah ini cukup berpotensi.

7.      Kabupaten Langkat
Kabupaten langkat terletak diantara 30 14'-140 13 a u dan 970 52'-980 45' bt  secara administratif terdiri dari  20 kecamatan dengan 215 desa dan 15 kelurahan. Luas wilayah kabupaten daerah langkat adalah 6.263,29 km2 atau 626.329 ha, dengan jumlah penduduk 926.069 jiwa.
Potensi Daerah Kabupaten Langkat ialah :
  • Sector perkebunan
Pengusahaan tanaman perkebunan di kabupaten langkat terdiri dari tanaman rakyat dan perkebunan besar swasta atau ptpn. Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan rakyat adalah kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi.
  • Sector perikanan
Potensi pantai dan laut sangat sesuai untuk pengusahaan perikanan di kabupaten langkat, terutama udang dan ikan air dalam (kerapu). Bidang usaha tambak sangat strategis untuk dikembangkan sebab melibatkan 450 petani dengan luas tambak ±1.600 ha. Luasan lokasi yang sesuai untuk tambak ±10.000 ha, sehingga peluang di bidang tambak masih terbuka. Di kabupaten langkat terdapat pula laut yang sangat ideal untuk pengusahan ikan kerapu merupakan bidang usaha yang patut dibudidayakan. Lokasi budidaya ikan kerapu adalah pulau sembilan di kecamatan pangkalan susu dan pulau kampar di kecamatan sei canggang.
Analisis kami dari penelaahan potensi yang ada di kabupaten langkat dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :

  • Sektor industri
Industri pengolahan buah-buahan
Banyaknya produksi buah, terutama jeruk dan rambutan, yang bersifat musiman memerlukan suatu penanganan hasil yang tepat, sekaligus bermanfaat bagi petani dan atau produsen buah. Pabrik pengolahan dalam bentuk terpadu, artinya pabrik tersebut mampu mengolah buah berbagai jenis dengan berbagai bentuk produk akan sangat tepat bagi pengembangan ekonomi daerah.
Industri pariwisata, karena  keindahan dan potensi alam yang ada di sekitar bohorok sudah terkenal di dalam maupun luar negeri. Pengembangan obyek wisata sekitarnya yang sangat potensial akan mendorong pengembangan daerah sekitarnya menjadi suatu kawasan agrowisata yang baik.

8.      Kabupaten Mandailing Natal 
Kabupaten mandailing natal secara administratif terdiri dari 8 kecamatan dengan 266 desa dan 9 kelurahan. Luas wilayah kabupaten mandailing natal adalah 6620,70 km, dengan jumlah penduduk 374.207 jiwa. 
Potensi daerah  Kabupaten mandailing natal  ialah :
  • Sector pertanian 
Tanaman pangan beberapa jenis tanaman pangan yang diusahakan di kabupaten mandailing natal seperti padi sawah, padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.
            Tanaman perkebunan yang telah diusahakan cukup menonjol yaitu karet, kopi dan kelapa. Produksi karet di kabupaten ini hamper 27 ribu ton per tahun walaupun pada tahun sebelumnya jauh lebih besar bahkan hampir dua kali lipat. Produksi karet tersebut cukup untuk mendukung satu unit industri pengolahan karet remah (crumb rubber ).

  • Sector perikanan dan peternakan
Jenis ternak yang dikembangakan di kabupaten mandailing natal antara lain kerbau, sapi, kambing, domba dan itik. Sedankan sector  perikanan, pengembangan investasi perikanan yang potensial adalah budidaya ikan nila yang bernilai tinggi dan pasar ekspor. Ikan ini dapat diusahakan di danau, rawa ataupun bendungan dengan sistem jarring apung. Disamping itu bidang usaha yang cukup potensial untuk investasi di bidang perikanan adalah budidaya ikan laut. Jenis ikan yang memiliki nilai tinggi dan pasar luas adalah ikan kerapu macan dan kerapu bebek.

Dari analisis kami  potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah kabupaten madina, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi ialah :
-        industri crumb rubber
-        budi daya ikan kerapu
-        jaring apung ikan nila

9.      Kabupaten Nias Selatan
Kabupaten nias selelatan terletak pada 10°  lu dan 97°  45' bt, (kabupaten hasil pemekaran) secara adiministraif terdiri dari 8 kecamatan, 214 desa dan 2 kelurahan, luas wilayah  ±  1.825,2  km dengan jumlah penduduk 266.592 jiwa.
 potensi daerah kabupaten nias selatan ialah : 
  • Sector parawisata
Segitiga emas merupakan salah satu objek wisata di kabupaten nias selatan yang memiliki obkek wisata terlengkap dan mampu mengisi devisa negara.
  • Sector kelautan / perikanan
Salah satu penghasil ikan yang terbanyak disebelah barat indonesia, tersebar di kecamatan pulau-pulau batu dan hibala yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten nias selatan, sehingga diperlukan tpi dan pabrik pengalengan ikan.

  • Sektor parawisata
Kabupaten nias selatan sangat berpotensi sebagai objek wisata bahari terutama selancar dan wisata alam yang sangat perlu untuk dikembangkan karena salah satu sumber devisa negara.

10.  Kabupaten Nias
             Secara adiministraif terdiri dari 14 kecamatan, 438 desa dan 5 kelurahan, luas wilayah kabupaten nias adalah  ±  3.799,80  km 2 dengan jumlah penduduk 434.834 jiwa.

§  Potensi daerah kabutapen nias ialah :
              Sektor perhubungan, pendidikan dan kesehatan. Sedangkan sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten nias meliputi sektor pertanian dan kehutanan, perkebunan, kelautan dan perikanan, peternakan, parawisata serta sektor industri.
  • Sumber daya kelautan dan perikanan
             Kabupaten ini banyak memiliki wilayah pesisir dan laut yang potensial untuk pengembangan bubidaya laut maupun pantai serta wisata kelautan. Potensi dikabupaten nias didominasi oleh perikanan laut
  • Sektor perkebunan
               Jenis tanaman perkebunan yang dominan diusahakan di kabupaten nias adalah kelapa dan karet.
  • Sektor peternakan
              Dari populasi ternak yang dominan dipelihara di kabupaten nias terlihat bahwa ternak babi merupakan komoditi perternakan yang paling potensial dikembangkan
  • Sektor parawisata
              Daerah ini sangat berpotensi sengai objek wisata bahari dan wisata alam. Kunjungan wisatawan puncaknya tercapai pada tahun 1996 yaitu sebesar 29.165 wisatawan yang terdiri dari 10.787  wisatawan asing dan 183.378 wisatawan domestik .

11.  Kabupaten Pakpak Bharat
          Kabupaten pakpak bharat merupakan hasil pemekaran dari kabupaten dairi yang ibukotanya salak berada pada ketinggian diantara 350 - 1.400 meter diatas permukaan laut. Kabupaten pakpak bharat terdiri dari 3 kecamatan dengan luas 121.830 ha dengan jumlah penduduk 35.378 jiwa.
§  Potensi daerah kabupaten pakpak bharat ialah :
         Memiliki bidang usaha yang potensial pada sektor pertanian dan perkebunan dan telah menetapkan tiga pilar pembangunan yaitu pertanian, pendidikan dan kesehatan. Ketiga pilar ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan sehingga diharapkan terjadi sinergi dengan tujuan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, produk pertanian yang memiliki daya saing.
Menurut analisis kami bidang usaha unggulan layak dikembangkan
          Masalah strategis yang menjadi titik perhatian pemerintah kabupaten pakpak bharat adalah di bidang pertanian, perkebunan serta lahan tidur yang masih luas yang dapat dikembangkan.

12.  Kabupaten Samosir
Kabupaten samosir (danau toba) terletak pada 2° 01' - 2° 04' lu dan 87° - 99° bt, luas seluruhnya meliputi 243.415 ha terdiri dari luas perairan danau toba 110.260 ha dan luas daratan pulau samosir 133.155 ha. Jumlah penduduk 130.078 jiwa yang terdiri dari 8 kecamatan.
§  Potensi daerah kabupaten samosir ialah :
Kabupaten samosir sangat terkenal dengan danaunya (danau toba) sebagai salah satu objek wisata yang terkenal, disamping indahnya danau toba masih terdapat bidang usaha yang potensial di kabupaten samosir seperti perhotelan, pertanian, kehutanan, kesehatan, pendidikan dan transportasi laut.
Menurut analisis kami, bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
Ekosistim danau toba cenderung mengalami degradasi lingkungan sehingga perlu diperhatikan karena objek wisata unggulan ini merupakan salah satu bidang usaha yang mampu mengisi devisa negara. Disamping itu perhotelan, perikanan, pertanian, kehutanan dan trasportasi angkutan sungai dan danau adalah bidang usaha unggulan yang terdapat di kabupaten samosir.

13.  Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten serdang bedagai adalah salah satu kabupaten pemekaran dari induknya yaitu kabupaten deli serdang yang terletak diantara 2057' - 30 16' lu dan 970 52' - 980 45' bt. Kabupaten serdang bedagai secara administrative terdiri dari 11 kecamatan, 243 desa, 5 kelurahan yang memliki luas 1.900,22 km2, dengan jumlah penduduk 579.499 jiwa.
§  Potensi daerah kabupaten serdang ialah :
Bedagai memiliki bidang usaha yang potensial pada sector pertanian, perkebunan, pariwisata dan industri.
Menurut analisis kami bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
              Kabupaten serdang bedagai mempunyai bidang usaha yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas pertumbuhan dan perkembangan kabupaten serdang bedagai seperti pada bidang perikanan, kelautan, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.

14.  Kabupaten Simalungun
Secara administrative terdiri dari 21 kecamatan dengan 234 desa dan 14 kelurahan. Luas wilayah kabupaten simalungun adalah 4.386,60 km² atau 438660 ha, dengan jumlah penduduk 855.591 jiwa.
Potensi Daerah Kabupaten Simalungun ialah :
·         Produksi pertanian & Peternakan
Pengelolaan tanaman jagung, ubi kayu, kubis , kentang, pisang, nanas, jahe,merupakan produksi pertanian kabupaten ini, sedang untuk peternakan ialah  Perternakan ikan mas telah dipelihara rakyat di simalungun sejak lama, sebagai konsumsi biasa dan konsumsi dalam adapt. Ikan ini dipelihara di seluruh kecamatan dan luas total adalah 740,2 ha dengan jumlah produksi 1.036,5 ton per tahun. Nilai produksinya adalah rp. 9,3 miliyar, ikan ini seluruhnya dijual dalam pasar local. Petenakan ayam buras ayam buras dipelihara penduduk di setiap kecamatan menghasilkan telur ayam buras. Sentra dari telur ayam buras ini terdapat di kecamatan pematang bandar, bandar dan tanah jawa.
Menurut analisis kami bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan
Hasil dari penelaahan potensi yang ada di kabupaten simalungun dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk layak untuk dikembangkan adalah :
ü  Budidaya jagung
ü  Budidaya pisang barangan
ü  Budidaya nenas dan pabrik pengolahannya
ü  Industri pengolahan buah-buahan


15.  Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten tapanuli selatan secara geografis terletak diantara 98 0 50'-1000 10' bujur timur dan 0 0 10'-10 50' lintang utara. Kabupaten tapanuli selatan secara adiministratif terdiri dari 20 kecamatan, dengan 1.232 desa dan 33 kelurahan. Luas wilayah kabupaten tapanuli selatan adalah ± 12.261,55 km2, dengan jumlah penduduk 659.265 jiwa
§  Potensi daerah kabupaten tapanuli selatan ialah :
Produk salak ,industri plwood dan kayu hutan olahan, industri minyak goreng dan pabrik pengolahan kelapa sawit, industri pengolahan pisang, industri kayu karet olahan, perkebunan kelapa sawit dan perkebunan karet, budidaya jagung , parawisata
Menurut analisis kami bidang usaha unggulan yang layak dikembangakan ialah :
Hasil dari penelaahan potensi yang ada di kabupaten tapanuli selatan dengan prioritas pembangunan daerah serta keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri, menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi atau industri yang termasuk ( layak untuk di kembagkan adalah:
ü  Pengolahan minyak goreng dan olekimia
ü  Produksi jagung
ü  Pengolahan kayu karet
ü  Industri pengalengan buah salak
ü  Industri pengolahan pisang
ü  Pabrik pengolahan kelapa sawit

16.  Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten tapanuli tengah secara administrative terdiri dari 15 kecamatan dengan 145 desa dan 15 kelurahan. Luas wilayah kabupaten tapanuli tengah adalah 2.194,98 km² atau 219.498 ha, dengan jumlah penduduk 290.545 jiwa.
Potensi  daerah kabupaten tapanuli tengah ialah :
Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten tapanuli tengah yaitu sektor perkebunan, perikanan, industri dan pariwisata.
Menurut analisis kami ,bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah kabupaten tapanuli tengah, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profit komoditi ialah :
ü  Industir crumb rubber (pengolahan karet)
ü  Tambak udang
ü  Ikan kerapu
ü  Hatchery udang
ü  Tepung ikan
ü  Wisata bahari
ü  Industri pengalengan ikan

17.  Kabupaten Tapanuli Utara
Secara administratif terdiri dari 16 kecamatan dengan 213 desa dan 11 kelurahan, luas wilayah 364.557.79 ha, jumlah penduduk sebanyak 155.648 jiwa.
§  Potensi daerah kabupaten tapanuli utara ialah :
Sektor-sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di kabupaten tapanuli utara yaitu sektor industri dan pertanian, perternakan, pertambangan dan pariwista.
Beberapa jenis tanaman pangan diusahakan di kabupaten tapanuli utara seperti padi, jagung, kacang tanah, ubi jalar dan ubi kayu.tanaman perkebunan komoditi perkebuana yang banyak diusahakan masyarakat tapanuli utara diantaranya adalah kopi, karet dan kemenyan.
·         Pertambangan & pariwisata
Beberapa bahan tambang yang potensial untuk dieksploitasi di kabupaten tapanuli utara antara lain batu gamping, felspar, belerang, kalsit, kaolin, oker, zeolit, lempung dan mika. Hasil studi badan geokimia dan informasi mineral diperoleh beberapa potensi sumber daya mineral yang tersebar di kabupaten tapanuli utara. Sedang salah satu objek wisata yang potensial di kabupaten tapanuli utara adalah wisata alam salib kasih. Beberapa potensi wisata lainnya di kabupaten ini cukup diminati terlihat dari kunjungan wisatawan yan setiap tahunnya terus meningkat.
Menurut analisis kami, bidang usaha unggulan layak dikembangkan ialah :
Dari analisa potensi dan memperhatikan prioritas pembnagunan daerah kabupaten tapanuli utara, maka komoditi unggulan yang layak dijadikan komoditinya ialah:
ü  Industri pengolahan buah
ü  Pengolahan kopi
ü  Ternak babi
ü  Wisata alam salib kasih
ü  Pertambangan

18.  Kabupaten Toba Samosir
Secara administratif terdiri dari 10 kecamatan dengan 170 desa dan 13 kelurahan. Luas wilayah kabupaten toba samosir adalah 2.21,80 km2, dengan jumlah penduduk 176.757 jiwa.
Potensi daerah kabupaten toba samosir ialah :
Tanaman pangan, perkebunan, dan buah-buahan diantara komoditi tanaman pangan yang diusahakan secara menonjol di kabupaten toba samosir adalah padi dan jagung. Sedang tanaman buah-buahan yang potensial yang diusahakan masyarakat toba samosir diantaranya alpukat, jeruk dan durian. Untuk tamanan perkebunan produksi kelapa sawit dan jahe masing-masing 5.442 ton dan 5.581,8 ton per tahun.
Bagi peternakan jenis ternak yang telah banyak dikembangkan di kabupaten toba samosir yaitu kerbau, babi, sapi, kambing dan itik . Perikanan Kabupaten Toba Samosir memiliki wilayah danau toba yang sangat potensial untuk pengembangan perikanan baik tangkap maupun budidaya
Khusus untuk pariwisata selain potensial untuk pengembangan perikanan, danau toba juga merupakan objek wisata yang sangat terkenal di pulau sumatera. Jumlah wisatawan asing pernah mencapai 249.656 orang pada tahun 1996 . Dengan keindahan alam dan kekhasan budaya yang ada danau toba tetap merupakan objek wisata yang menarik.
Menurut analisis kami, bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
Dari analisis potensi dan memperhatikan prioritas pembangunan daerah kabupaten toba samosir, maka komoditi unggulan yang akan dijadikan profil komoditi ialah :
ü  Produksi jahe
ü  Produksi jagung
ü  Keramba jaring apung ikan nila
ü  Peternakan babi
ü  Wisata danau toba

19.  Kabupaten Batu Bara

 Adalah salah satu kabupaten di provinsi sumatera utara, indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari kabupaten asahan dan ber ibukota di kecamatan limapuluh. Kabupaten batubara adalah salah satu dari 16 kabupaten dan kota baru yang dimekarkan pada dalam kurun tahun 2006. Kabupaten ini terletak di tepi pantai selat malaka, sekitar 175 km selatan ibu kota medan.
Penduduk Kabupaten Batubara didominasi oleh etnis jawa, kemudian diikuti oleh orang-orang melayu, dan suku batak. Orang mandailing merupakan sub-etnis batak yang paling banyak bermukim disini. Etnis jawa atau yang dikenal dengan pujakesuma (putra jawa keturunan sumatra) mencapai 43% dari keseluruhan penduduk batubara. Mereka merupakan keturunan kuli-kuli perkebunan yang dibawa para pekebun eropa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Selain itu orang minangkabau juga banyak ditemui di kabupaten ini. Sejak abad ke-18, batubara telah menjadi pangkalan bagi orang-orang kaya minangkabau yang melakukan perdagangan lintas selat. Mereka membawa hasil-hasil bumi dari pedalaman sumatra, untuk dijual kepada orang-orang eropa di penang dan singapura. seperti halnya pelalawan, siak, dan jambi; batubara merupakan koloni dagang orang-orang minang di pesisir timur sumatra. Dari lima suku (klan) asli yang terdapat di batubara yakni lima laras, tanah datar, pesisir, lima puluh dan suku boga, dua di antaranya teridentifikasi sebagai nama luhak di minangkabau, yang diperkirakan sebagai tempat asal masyarakat suku tersebut.

20.  Kabupaten Padang Lawas

Adalah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia, yakni hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Kabupaten ini resmi berdiri sejak diundangkannya Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 38, Tahun 2007, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2007, bersama-sama dengan dibentuknya Kabupaten Padang Lawas Utara, menyusul RUU yang disetujui pada 17 Juli 2007. Ibukota kabupaten ini adalah Sibuhuan. Kepala Daerah yang pertama kali memimpin Kabupaten Padang Lawas adalah Basrah Lubis, S.H.
  
Ø  Kota –Kota di Sumatera Utara

  1.      Kota Binjai
Luas wilayah kota binjai adalah 9.023,62 ha ( 90,23 km2) secara administratif terdiri dari 5 kecamatan dan 37 kelurahan dengan jumlah penduduk 219.145 jiwa.

·         Bidang usaha potensial
        Selama tahun 2000 kontribusi terbesar dalam perekonomian kota binjai berasal dari sektor industri pengolahan yaitu sebesar 29,18% dari total pdrb. Namun nilai kontribusi dari sektor industri pengolahan ini hampir sama dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang menduduki peringkat kedua dalam kontribusi terhadap pdrb yaitu 28,86%. Sedangkan peringkat ketiga masih diduduki oleh sektor pertanian sebesar 11,21%..
·        
          Sektor industri
     Untuk mengembangkan dan menata industri di kota binjai, pemerintah daerah telah menetapkan kecamatan binjai utara dan binjai timur sebagai kawasan pembangunan industri besar, kecamatan binjai barat dan binjai selatan sebagai kawasan pembangunan industri pertanian dan peternakan, dan semua lokasi (kecamatan) untuk pembinaan industri skala sedang. Terkecuali, kawasan binjai kota untuk kawasan industri.

Menurut analisi kami, Bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan di kota Bnjai ialah :
·         Pengolahan buah terpadu
             Budidaya buah-buahan mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan di negara indonesia, karena iklim tropis dengan tingkat kelembaban antara 50-90% dan bersuhu antara 15-35 c sangat menunjang bagi pertumbuhan dan didukung oleh luas areal yang memadai. Diantaranya rambutan, durian, duku, mangga, salak, nangka, srikaya, lengkeng, nenas dan lain-lain. Industri pengolahan buah-buahan yang memproses buah untuk dikalengkan(canning), dibuat jus, dijadikan sari buah, serta sebagian dibuat jam atau selai dan ada juga yang dikeringkan (keripik nangka, kentang dan sebagainya).

   2.      Kota Medan
              Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' lintang utara dan 98 35'-98 44' bujur timur. Luas wilayah kota medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan jumlah penduduk 1.899.327 jiwa.

·         Potensi Daerah Kota Medan ialah :
              Tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di kota medan adalah sektor perdagangan dan industri.
·         Perdagangan, hotel dan restoran
            Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran selat malaka, kota medan sebagai ibukota provinsi sumatera utara memiliki posisi strategis. Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi kota medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota.
·         Pengembangan kawasan industri
          Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, pemerintah kota menyediakan kawasan industri baru (kib), yang terletak di kecamatan medan labuhan dengan lahan yang disediakan 650 ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1000 ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia perkampungan industri kecil (pik) yang terletak di kecamatan medan denai.
·         Pariwisata
            Kota medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Selain untuk mengunjungi lokasi seperti danau toba atau berastagi yang sejuk, kota medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di kota medan diantarnya adalah taman buaya di kawasan sunggal, berisikan 3000 ekor buaya aneka jenis.
Menurut analisi kami, Bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
·         Kawasan industri besar
            Bisnis kawasan industri hingga saat ini dapat dikatakan belum ada kenaikan yang signifikan. Hal ini mengingat penyerapan kawasan industri sangat tergantung terhadap stabilitas politik, keamanan dan ekonomi. Penurunan kepercayaan dunia usaha secara keseluruhan, akibat krisis moneter yang berkelanjutan menahan perusahaan-perusahaaan asing untuk melakukan investasi industri baru di Indonesia.            
  3.      Kota Pematang Siantar
Luas Wilayah Kota Pematang Siantar 79,971km² secara administratif terdiri dari 6 kecamatan dan 43 kelurahan dengan jumlah penduduk 241.480 jiwa.
Potensi daerah kota Pematang Siantar ialah :
·         Sektor industri
Hasil industri andalan kota pematang siantar adalah rokok putih filter dan non filter serta tepung tapioka. Produksi tepung tapioka di kota pematang siantar tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, namum juga di ekspor ke luar negeri. Sementara ini taiwan menjadi negara tujuan penjualan tepung tapioka yang diproduksi kota ini.
Sektor perdangan yang menjadi andalan perekononiam kota pematang siantar di samping sektor industri mengalami pertumbuhan dalam kontribusi terhadap perekonomian daerah. Sebagai kota perdangan, secara geografis kota pematang siantar diapit kabupaten simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, the dan pertanin. Sudah barang tentu, posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdangangan antar kabupaten atau transit wisata ke danau toba parapat
Hasil buah-buahan kota pematang siantar yang dikelilingi kabupaten simalungun memiliki banyak keuntungan. Hasil perkebunan inisalnya karet, sawit, teh sedangkan hasil pertanian lain inisalnya dari buah-buahan (salak dan rambutan).
Menurut analisi kami,  bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
ü  Pengolahan buah terpadu.
ü  Kawasan pusat bisnis (central business district)
ü  Pabrik tepung tapioca

 4.      Kota Padang Sidempuan
Kota Padang Sidempuan adalah sebuah kota di provinsi sumatera utara, indonesia. Luas wilayahnya 114,65 km² dengan populasi 178.818 jiwa (sensus 2000). Kota dengan 5 kecamatan ini memiliki semboyan salumpat saindege. Dahulunya kota ini merupakan bagian dari kabupaten tapanuli selatan yang berstatus kota administratif di bawah tanggungjawab bupati tapanuli selatan. Namun sejak tanggal 21 juni 2001, kota ini berdiri sendiri sebagai kota daerah tkii padangsidempuan.
Padang Sidempuan terkenal dengan sebutan kota salak karena banyaknya kebun salak di sana. Kecamatan yang ada di kota padang sidempuan adalah : -padang sidempuan utara -padang sidempuan selatan -padang sidempuan tenggara -padang sidempuan batunadua -padang sidempuan hutaimbaru.

  5.      Kota Sibolga
Secara Geografis Kota Sibolga terletak di antara 01042’– 01046’ lu dan 980 44’ bt– 980 48’ bt. Luas wilayah kota sibolga (tidak termasuk lautan) adalah 1.077 ha atau 10, 77 km² yang terdiri 889,16 ha (82,26%) daratan pulau sumatera dan 187,84 ha (17,44%) daratan kepulauan (pulau sarudik, poncan dan panjang). Secara administrasi kota sibolga terdiri empat kecamatan yakni kecamatan sibolga utara 2,883 km² (26,27%), sibolga kota 2,310 km² (21,45%), sibolga selatan 3,216 km² (29,86%), dan kecamatan sibolga sambas 2,361 km² (21,92%).
Potensi daerah Kota Sibolga ialah :
·         Sumber daya perikanan
Kawasan perairan laut yang meliputi seluruh wilayah pantai barat sumatera ini sejak dulu sudah dikenal sebagai sarang berbagai jenis ikan. Di kawasan lautan indonesia yang tenang dan terkenal itu berkeliaran ikan-ikan yang terkenal mahal dalam pasaran dunia seperti kerapu, kakap, tuna, tenggiri serta berbagai jenis ikan pelagis kecil seperti lemuru, tembang, kembung dan layang-layang. Di sini hidup pula ikan-ikan demersal, udang, lobster, yang dikenal laku keras di pasaran untuk memenuhi permintaan berbagai rumah-makan terkenal di hongkong, singapura, malaysia, dan lain-lain.  Wilayah perairan zee maupun perairan wilayah mencapai sekitar 32.000 ton per tahun. Lebih mencengangkan lagi adalah hasil pengecekan langsung yang dilakukan sekelompok calon investor dari malaysia pada 1992.
Ikan-ikan hasil tangkapan para nelayan umumnya didominasi jenis ikan yang dikenal punya nilai ekonomi di pasaran seperti ikan merah atau bambangan, kakap, kerapu, lencam. Makin meningkat hasil produksi perikanan dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan yang makin tinggi diikuti makin meluasnya pasaran ikan asal sibolga, tak terlepas dari makin berkembangnya faktor-faktor utama dari usaha perikanan.

6.      Kota Tanjung Balai
            Kota Tanjung Balai terletak di Antara 2º58' Lintang Utara Dan 99º48' Bujur Timur. Kota Tanjung Balai Secara Administratif Terdiri Dari 5 Kecamatan, 19 Desa Dan 11 Kelurahan. Luas Wilayah Kota Tanjung Balai 6.052 Ha (60,52 Km²).
Potensi daerah Kota Tanjung Balai ialah :.
·         Sector perikanan & perhubungan
             Kegiatan ekonomi yang menonjol di Kota Tanjung Balai adalah perikanan. Uniknya, tanjung balai sebagai kota yang tidak punya laut mampu menghasilkan ikan puluhan ribu ton tiap tahunnya. Produksi perikanan mencapai 34.215 ton per tahun. Sedang untuk perhubungannya ada pada pelabuhan teluk nibung yang menjadi alternatif jalur perdagangan bagi daerah sumatera utara yang sulit menjangkau pelabuhan belawan. Teluk nibung lebih dekat ke singapura dan malaysia,
Menurut analisi kami,  bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
ü  Fasilitas pergudangan pelabuhan
ü  Kawasan pusat bisnis (central business district/cbd)
ü  Kawasan industri
ü  Pabrik pengolahan tepung ikan

7.      Kota Tebing Tinggi
            Luas wilayan Kota Tebing Tinggi 38.438 km2. Secara administratif terdiri dari 3 kecamatan dan 27 kelurahan dengan jumlah penduduk 26.570 jiwa.
Potensi daerah Kota Tebing Tinggi ialah :
            Sektor industri pengolahan yaitu 23,87% dari total pdrb. Peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 20,70 % dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 16,13 %. Dari ketiga sektor tersebut terlihat bahwa perekonomian kota tebing tinggi sangat didukung oleh sektor-sektor yang merupakan kegiatan perkotaan. Dari ketiga sektor ini dapat diturunkan bidang-bidang usaha yang layak untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
·         Industri pengolahan hasil pertanian
            Yaitu sawit, kelapa dan karet. Ketiga komoditi ini merupakan bahan baku industri hasil pertanian yang sangat baik jika dilihat dari potensi pasarnya. Dengan melihat fungsi kota tebing tinggi sebagai pusat kegiatan pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan rakyat, maka wajar bila salah satu usahanya adalah membangun pabrik pengolahan kelapa sawit.
             Arang batok kelapa yang diolah menjadi arang briket merupakan bahan bakar alternatif. Arang briket merupakan produk yang pemanfaatannya sudah dikenal luas baik di lingkungan rumah tangga maupun industri.
Menurut analisi kami,  bidang usaha unggulan yang layak dikembangkan ialah :
ü  Pabrik oleokimia
ü  Pengolahan arang batok kelapa
ü  Kawasan pusat bisnis (central business district/cbd)

C.    Sosial Kemasyarakatan di Sumatera Utara
Arti lambang:
Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialisme, kolonialisme, feodalisme dan komunisme. Batang bersudut lima, perisai dan rantai melambangkan kesatuan masyarakan dalam membela dan mempertahankan Pancasila. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan, daun padi dan tulisan “SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang berlimpah-limpah.

Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan negara Republik Indonesia. Tongkat di bawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta dan pembela keadilan. Bukit Barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan, kegotongroyongan yang dinamis. Motto daerah adalah Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya.
 
 Ø  Bahasa
Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah bahasa Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan bahasa Indonesia karena kedekatan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia. Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu Dialek "O" begitu juga di Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di kabupaten Langkat masih menggunakan bahasa Melayu Dialek "E" yang sering juga disebut bahasa Maya-maya. Masih banyak keturunan Jawa Kontrak (Jadel - Jawa Deli) yang menuturkan bahasa Jawa.
Di kawasan perkotaan, suku Tionghoa lazim menuturkan bahasa Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, suku Batak menuturkan bahasa Batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias. Sedangkan orang-orang Pesisir Barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Mandailing Natal menggunakan Bahasa Minangkabau.
Ø  Agama
Agama utama di Sumatra Utara adalah:
  • Islam: terutama dipeluk oleh suku Melayu, Pesisir, Minangkabau,Jawa, Aceh, suku Batak Mandailing, sebagian Batak Karo, Simalungun dan Pakpak
  • Kristen (Protestan dan Katolik): terutama dipeluk oleh suku Batak Karo, Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing dan Nias
  • Hindu: terutama dipeluk oleh suku Tamil di perkotaan
  • Buddha: terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • Konghucu : terutama dipeluk oleh suku Peranakan di perkotaan
  • Parmalim: dipeluk oleh sebagian suku Batak yang berpusat di Huta Tinggi
  • Animisme: masih ada dipeluk oleh suku Batak, yaitu Pelebegu Parhabonaron dan kepercayaan sejenisnya.
 Ø  Pendidikan
Pada tahun 2005 jumlah anak yang putus sekolah di Sumut mencapai 1.238.437 orang, sementara jumlah siswa miskin mencapai 8.452.054 orang.
ü  Dari total APBD 2006 yang berjumlah Rp 2.204.084.729.000, untuk pendidikan sebesar Rp 139.744.257.000, termasuk dalam pos ini anggaran untuk bidang kebudayaan.
ü  Jumlah total kelulusan siswa yang ikut Ujian Nasional pada tahun 2005 mencapai 87,65 persen atau 335.342 siswa dari 382.587 siswa tingkat SMP/SMA/SMK sederajat peserta UN . Sedangkan 12,35 persen siswa yang tidak lulus itu berjumlah 47.245 siswa.

 Ø  Kesehatan
Secara umum, angka penemuan kasus baru tuberculosis (TBC) di Sumatra Utara mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus TBC diperkirakan berkisar 160/100.000 penduduk. Jika jumlah penduduk Sumatra Utara tercatat 12 juta jiwa, maka penderita TBC di daerah ini sebanyak 19.000.
Jumlah penderita HIV/AIDS di Sumatera Utara hingga Oktober 2005 tercatat 301 orang, yakni 26 orang asing dan 276 warga negara Indonesia. Sementara jumlah korban yang HIV/AIDS yang meninggal dunia hingga Agustus 2005 berjumlah 34 orang.
 Ø  Tenaga kerja

·         Angkatan Kerja. Pada tahun 2002 angkatan kerja di Sumut mencapai 5.276.102 orang. Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. Kondisi angkatan kerja itu juga diikuti dengan naiknya orang yang mencari pekerjaan. Jumlah pencari kerja pada 2002 mencapai 355.467 orang. Mengalami kenaikan 57,82% dari tahun sebelumnya.
·         Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Jumlah TPT di Sumut naik dari 4,47% pada 2001 menjadi 6,74% pada 2002. TPT tertinggi terjadi di Kota Medan mencapai 13,28%, diikuti Kota Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%), dan Kodya Tebing Tinggi (10,91%).
·         Angkatan Kerja. Penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa. Sekitar 34% berstatus sebagai majikan, bekerja sendiri (20%), dan pekerja keluarga (23%). Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil sekitar 99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha besar.
·         Pendidikan Pekerja. Tingkat pendidikan sebagian besar tenaga kerja. Pekerja yang berpendidikan tidak tamat sekolah dasar (SD) atau sampai tamat SD mencapai 48,96%. Lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) mencapai 23%. Sedangkan lulusan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) mencapai 24,08%. Sementara itu, lulusan perguruan tinggi hanya 3,95%.

         Karakteristik Kekayaan Alam dan  Pengarunnya Bagi Perekonomian Di Sumatera Utara

  1.      Energi
Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda. Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak di bidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.
Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik.
  2.      Sector Pertanian dan Perkebunan
Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.
Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
  • Luas pertanian padi. Pada tahun 2005 luas areal panen tinggal 807.302 hektare, atau turun sekitar 16.906 hektare dibanding luas tahun 2004 yang mencapai 824.208 hektare. Produktivitas tanaman padi tahun 2005 sudah bisa ditingkatkan menjadi berkisar 43,49 kwintal perhektar dari tahun 2004 yang masih 43,13 kwintal per hektare, dan tanaman padi ladang menjadi 26,26 kwintal dari 24,73 kwintal per hektare. Tahun 2005, surplus beras di Sumatera Utara mencapai 429 ton dari sekitar 2.1.27 juta ton total produksi beras di daerah ini.
  • Luas perkebunan karet. Tahun 2002 luas areal tanaman karet di Sumut 489.491 hektare dengan produksi 443.743 ton. Sementara tahun 2005, luas areal karet menurun atau tinggal 477.000 hektare dengan produksi yang juga anjlok menjadi hanya 392.000 ton.
  • Irigasi. Luas irigasi teknis seluruhnya di Sumatera Utara seluas 132.254 ha meliputi 174 Daerah Irigasi. Sebanyak 96.823 ha pada 7 Daerah Irigasi mengalami kerusakan sangat kritis.
  • Produk Pertanian. Sumatra Utara menghasilkan karet, cokelat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.
Komoditas tersebut telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat besar bagi Indonesia. Selain komoditas perkebunan, Sumatra Utara juga dikenal sebagai penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut telah diekspor ke Malaysia dan Singapura.
Kapasitas Produksi Akan Komoditi Utama Perdagangan Dunia
Karena Sumatera didominasi oleh lahan-lahan areal perkebunan dan pertanian. Dengan luas area lahan pertanian untuk jenis sawah sampai pada sensus 2005, sebesar 277255 ha. Pada tahun yang sama, produksi padi yang dihasilkan dari area persawahan tersebut mencapai 3.447.784 ton, sekitar 12 ton/hektar. Tidak hanya padi sebagai pemenuhan kebutuhan pangan domestik, lahan pertanian dan perkebunan Sumatera Utara juga difokuskan pada komoditi perdagangan internasional, sebagai orientasi ekspor.
Berbagai komoditi perkebunan yang difokuskan untuk perdagangan global yaitu seperti Jagung, Kedelai, Kopi, Kelapa Sawit, Kakao dan Karet. Luas area perkebunan yang dikelola secara total untuk kebutuhan tanaman tersebut mencapai 1.594.601 ha, yang didominasi oleh luas perkebunan sawit sebesar 57% dari keseluruhan. Namun, jika dibandingkan produktivitas dari berbagai hasil perkebunan tersebut maka Karet sebesar 0.77ton/ha, Kopi 0.71 ton/ha, Kakao 18 ton/ha, Kedelai 1.2 ton/ha, Sawit 15 kuintal/ha, sedangkan Jagung 56 ton/ha.
Berdasarkan kapasitas produksi di atas, terdapat kondisi inefisien dalam mencapai optimisasi produktivitas, dimana sawit mendapat pengelolaan lahan terbesar namun, masih sedikit menghasilkan. Hal ini terjadi diakibatkan bahwa pemerintah daerah baru memulai pengembangan perkebunan sawit tersebut. Berdasarkan data ini, terdapat indikasi masih besar dana investasi yang dibutuhkan untuk mendorong perkebunan kelapa sawit di Sumatera, mengingat potensinya yang besar di pasar dunia. Minyak Kelapa Sawit memiliki manfaat pangan dan energi di masa mendatang, dan dengan pasar finansial dalam kondisi fluktuatif, dana transaksi yang sifatnya spekulatif mengalihkan ke perdagangan kelapa sawit atau CPO di pasar Malaysia, sehingga harga menguat.
Beberapa hal yang perlu difokuskan dengan adanya data rata-rata tahunan produktivitas perkebunan tersebut, adalah Indonesia masih merupakan negara dengan model pertanian dan perkebunan yang tradisional dan belum berkembang menjadi negara dengan model pertanian dan perkebunan yang modern atau sudah menjadi Industri bahan pangan. Berbeda dengan negara Jepang dan negara maju lainnya seperti Amerika Serikat, yang pertaniannya sudah didukung dengan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga produksinya tidak banyak bergantung oleh kondisi alam dan cuaca.
Daerah-daerah yang menjadi fokus pemerintah daerah Sumatera Utara dalam pengembangan komoditi internasional tersebut salah satunya adalah Tebing Tinggi. Tebing Tinggi memegang tiga komoditi pertanian utama yaitu Sawit, Kelapa dan Karet. Oleh karena itu, produksi kota Tebing Tinggi didominasi oleh pengolahan hasil pertanian dan perkebunan. 23.87% dari total PDRB Tebing Tinggi didorong oleh sektor tersebut. Untuk seluruh Sumatera Utara, hasil perkebunan mampu menyumbangkan 9.13%. Ini berarti hampir sepertiga dari hasil perkebunan di Sumatera Utara dihasilkan oleh Tebing Tinggi. Oleh karena itu usaha pengolahan Kelapa Sawit masih layak untuk diusahakan di Sumatera.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki wilayah potensial dalam sektor perkebunan dan pertenian untuk menghasilkan komoditi perdagangan dunia. Salah satu daerah yang memiliki potensi alam pertanian dan perkebunan tersebut adalah Propinsi Sumatera Utara. Sematera Utara memiliki areal pertanian seluas 277,255 ha, dengan luas areal perkebunan sebesar 1.788.943 ha pada akhir tahun 2006, yang dibagi dalam tiga keemilikan yaitu perkebunan rakyat, pemerintah dan swasta, dengan kepemilikan terbesar oleh rakyat. Seperti memiliki spesialisasi potensi, Sumatera Utara didomonasi oleh kekayaan alam perikanan, pertanian dan perkebunan, yang berbeda dengan DI Aceh yang diperkaya oleh pertambangan serta pengilangan minyak dan gas bumi.
  3.      Sektor Perikanan Sumatera Utara
Sumatera Utara dibatasi oleh Selat Malaka di Timur dan Samudera Hindi di sebelah Barat, namun kemampuan potensi laut atau perikanan di Sumatera Utara masih dibawah potensinya. Pertahun tercatat bahwa rata-rata produksi perikanan Sumatera Utara hanya mencapai 917.000 ton, atau 10.37% dari potensi yang ada. Hal ini tergambar dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto Regional Sumatera Utara dari sektor perikanan melonjak dari thun ke tahun. Pada tahun 2002, pertumbuhan sektor ini masih mencapai 2.2%, sedangkan perkembangan infrastruktur dan saranan pendukung telah mencatat lonjakan pertumbuhan mencapai 19% pada tahun 2005, dan kuartal pertama 2006 tercatat tumbuh 7%.
Secara keseluruhan sektor perikanan hanya mampu berkontribusi 2.44% dari keseluruhan PDRB Non Migas. Pada tahun 2006, Sumatera Utara berhasil menghasilkan produksi perikanan senilai 3.7 trilyun rupiah. Kondisi ini menunjukkan masih berpotensinya Sumatera Utara untuk dikembangkan lebih lagi perikanannya, mengingat produksi masih dibawah potensial. Pertumuhan ekonomi Sumatera Utara tercatat sebesar 18.2% pada tahun 2005 dan pada kuartal pada tahun 2006 mengalami pertumbuhan sebesar 15%. Hal ini berarti pertumbuhan perikanan pada tahun 2005, hampir berkontribusi 1% pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Oleh karena itu sektor perikanan masih layak ditelusuri lebih jauh lagi.

Berdasarkan paparan di atas maka, Sumatera Utara masih memberikan peluang emas bagi Indonesia untuk menggerakan sektor primer secara keseluruhan. Pada tahun 2005, inflasi di Sumatera Utara terutama di Medan tercatat 23%, sedangkan pertumbuhan ekonomi regional mencapai 18.3%, kondisi ini menunjukkan dampak positif peningkatan harga, yaitu dorongan pertumbuhan ekonomi, terutama sektor perkebunan dan perikanan yang masih harus dikembangkan.(KP)
  4.      Perbankan
Selain bank umum nasional, bank pemerintah serta bank internasional, saat ini di Sumut terdapat 61 unit Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan 7 Bank Perkreditan Rakyat Syariaf (BPRS) di Sumatera Utara. Data dari Bank Indonesia menunjukkan, Pada Januari 2006, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diserap BPR mencapai Rp 253.366.627.000 dan kredit mencapai Rp 260.152.445.000. Sedangkan aktiva (aset) menapai Rp 340.880.837.000.
  5.      Sarana dan prasarana
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Utara juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar perdagangan baik antarkabupaten maupun antarprovinsi. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut dikembangkan. Untuk memudahkan koordinasi pembangunan, maka Sumatra Utara dibagi ke dalam empat wilayah pembangunan.
  6.      Pertambangan
Ada tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatra Utara:
·         Sorikmas Mining (SMM)
  7.      Transportasi
Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang tergolong mantap hanya 1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam keadaan sedang, selebihnya dalam keadaan rusak. Sementara dari 2.752,41 kilometer jalan propinsi, yang dalam keadaan mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, sementara yang dalam keadaan sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40 kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya 545,95 kilometer atau 19,84 persen.
Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.
  8.      Ekspor & impor
Kinerja ekspor Sumatera Utara cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 tercatat perolehan devisa mencapai US$4,24 milyar atau naik 57,72% dari tahun sebelumnya dari sektor ini.
Ekspor kopi dari Sumatera Utara mencapai rekor tertinggi 46.290 ton dengan negara tujuan ekspor utama Jepang selama lima tahun terakhir. Ekspor kopi Sumut juga tercatat sebagai 10 besar produk ekspor tertinggi dengan nilai US$3,25 juta atau 47.200,8 ton periode Januari hingga Oktober 2005.
Dari sektor garmen, ekspor garmen cenderung turun pada Januari 2006. Hasil industri khusus pakaian jadi turun 42,59 persen dari US$ 1.066.124 pada tahun 2005, menjadi US$ 2.053 pada tahun 2006 pada bulan yang sama.
Kinerja ekspor impor beberapa hasil industri menunjukkan penurunan. Yakni furniture turun 22,83 persen dari US$ 558.363 (2005) menjadi US$ 202.630 (2006), plywood turun 24,07 persen dari US$ 19.771 menjadi US$ 8.237, misteric acid turun 27,89 persen yakni dari US$ 115.362 menjadi US$ 291.201, stearic acid turun 27,04 persen dari US$ 792.910 menjadi US$ 308.020, dan sabun noodles turun 26 persen dari AS.689.025 menjadi US$ 248.053.

Kinerja ekspor impor hasil pertanian juga mengalami penurunan yakni minyak atsiri turun 18 persen dari US$ 162.234 menjadi US$ 773.023, hasil laut/udang, minyak kelapa dan kopi robusta juga mengalami penurunan cukup drastis hingga mencapai 97 persen. Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan (nilai di atas US$ Juta) adalah biji kakao, hortikultura, kopi arabica, CPO, karet alam, hasil laut (non udang).
  9.      APBD
Dari tahun ke tahun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumatera Utara terus meningkat.
Tahun
Besaran APBD
2004
Rp 1.440.238.069.000,00
2005
Rp 1.645.876.354.000,00
2006
Rp 2.204.084.729.000,00
APBD 2006 memberikan alokasi Belanja publik Rp 1.577.946.416.580 (71,59%), sedangkan belanja aparatur Rp 626.138.312.420 (28,41%). Pos anggarannya antara lain:
Bidang
Nilai
Pertanian
Rp 54.544.588.580,00
Kesehatan
Rp 131.338.927.000,00
Pendidikan dan Kebudayaan
Rp 139.744.257.000,00
Pada tahun 2006 ditargetkan Rp2,087 triliun. Angka tersebut diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp1,354 triliun, dana perimbangan Rp723,65 miliar, dan Lain-lain. Pendapatan yang sah sebesar Rp23,915 miliar. Khusus sektor PAD terdiri dari pajak daerah Rp 1,270 triliun, retribusi daerah Rp 10,431 miliar, laba BUMD sebesar Rp 48,075 miliar, dan lain-lain pendapatan Rp 25,963 miliar. Perolehan dari dana perimbangan meliputi Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp 183,935 miliar dan Dana Alokasi Umum Rp 539,718 miliar. Sedangkan perolehan dari Lain-lain Pendapatan yang Sah diperoleh dari Iuran Jasa Air Rp 8,917 miliar.

D.    Kekayaan Budaya dan Keindahan Alam Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah daerah yang pantas untuk diperhitungkan sebagai tujuan wisata, mulai dari wisata alam yang memiliki panorama yang indah, wisata kuliner sampai dengan wisata sejarah yang memiliki berbagai situs yang tersebar diwilayah Sumatera Utara. Di Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.
Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata di Sumater Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif terhadap daerah sumatera utara.

Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :
1.      Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.
2.      Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional.
3.      Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai sejarah yang tinggi.
4.      Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang juga sudah dapat menembus pasar global. Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari daerah juga alat musik yang khusus.
5.      Etnis Simalungun memiliki peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang dikenal dengan Museum Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat berbagai peninggalan sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan budaya yang tersendiri.
6.      Etnis NIAS memiliki daerah yang kaya dengan wisata alam yang sangat menakjubkan yang telah memiliki nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga memiliki kekayaan situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah yang orisinal yang belum terlindas dengan kemajuan zaman karena didaerah ini masih banyak peninggalan megalitik seperti kampung batu, nilai budaya yang tradisional dan banyak lagi yang sangat bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat setempat, daerah tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona situs megalitik yang dilindungi dunia.
7.      Etnis Sibolga Pesisir ini juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang khusus yang juga memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.

Dari semua etnis tersebut maka dapatlah kami analisis bahwa Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut untuk diperhitungkan dan dijaga kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Berikut kekayaan budaya dan keindahan alam Sumatera Utara seperti :

1.      Tarian
Sumatera Utara juga memiliki macam-macam tarian ada tari Tor-Tor yg ditarikan pada acara adat perkawinan, tari Profan yg ditarikan oleh muda-mudi pada pesta gembira, dan ada juga tari Perang dari suku Nias.
Perbendaharaan seni tari tradisional meliputi berbagai jenis. Ada yang bersifat magis, berupa tarian sakral, dan ada yang bersifat hiburan saja yang berupa tari profan. Di samping tari adat yang merupakan bagian dari upacara adat, tari sakral biasanya ditarikan oleh dayu-datu. Termasuk jenis tari ini adalah tari guru dan tari tungkat. Datu menarikannya sambil mengayunkan tongkat sakti yang disebut Tunggal Panaluan.
Tari profan biasanya ialah tari pergaulan muda-mudi yang ditarikan pada pesta gembira. Tortor ada yang ditarikan saat acara perkawinan. Biasanya ditarikan oleh para hadirin termasuk pengantin dan juga para muda-mudi. Tari muda-mudi ini, misalnya morah-morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung. Tari magis misalnya tari tortor nasiaran, tortor tunggal panaluan. Tarian magis ini biasanya dilakukan dengan penuh kekhusukan.
Salah satu kebudayaan yang khas dari Sumatera Utara yg merupakan tradisi suku Nias yaitu tradisi lompat batu. Tradisi ini dilakukan sebagai tanda matang atau dewasanya seorang laki-laki. Caranya yaitu dengan melompati batu setinggi 2 meter.
2.      Musik
Musik yang biasa dimainkan,cenderung tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.
3.      Arsitektur
Dalam bidang seni rupa yang menonjol adalah arsitektur rumah adat yang merupakan perpaduan dari hasil seni pahat dan seni ukir serta hasil seni kerajinan. Arsitektur rumah adat terdapat dalam berbagai bentuk ornamen.Pada umumnya bentuk bangunan rumah adat pada kelompok adat batak melambangkan "kerbau berdiri tegak". Hal ini lebih jelas lagi dengan menghias pucuk atap dengan kepala kerbau.
o   Rumah adat suku bangsa Batak bernama Ruma Batak. Berdiri kokoh dan megah dan masih banyak ditemui di Samosir.
o   Rumah adat Karo kelihatan besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Atapnya terbuat dari ijuk dan biasanya ditambah dengan atap-atap yang lebih kecil berbentuk segitiga yang disebut "ayo-ayo rumah" dan "tersek". Dengan atap menjulang berlapis-lapis itu rumah Karo memiliki bentuk khas dibanding dengan rumah tradisional lainnya yang hanya memiliki satu lapis atap di Sumatera Utara.
o   Bentuk rumah adat di daerah Simalungun cukup memikat. Kompleks rumah adat di desa Pematang Purba terdiri dari beberapa bangunan yaitu rumah bolon,balai bolon,jemur,pantangan balai butuh dan lesung.
o   Bangunan khas Mandailing yang menonjol adalah yang disebut "Bagas Gadang" (rumah Namora Natoras) dan "Sopo Godang" (balai musyawarah adat).
o   Rumah adat Pesisir Sibolga kelihatan lebih megah dan lebih indah dibandingkan dengan rumah adat lainnya. Rumah adat ini masih berdiri kokoh di halaman Gedung Nasional Sibolga.

4.      Kerajinan
Selain arsitektur,tenunan merupakan seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Contoh tenunan ini adalah kain ulos dan kain songket. Ulos merupakan kain adat Batak yang digunakan dalam upacara-upacara perkawinan, kematian, mendirikan rumah, kesenian,dsb. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami. Warna ulos biasanya adalah hitam, putih, dan merah yang mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan.
·         Pada suku Pakpak ada tenunan yang dikenal dengan nama oles. Bisanya warna dasar oles adalah hitam kecokelatan atau putih.
·         Pada suku Karo ada tenunan yang dikenal dengan nama uis. Bisanya warna dasar uis adalah biru tua dan kemerahan.
·         Pada suku Pesisir ada tenunan yang dikenal dengan nama Songket Barus. Biasanya warna dasar kerajinan ini adalah Merah Tua atau Kuning Emas.
Selain hal di atas Sumatera Utara juga memiliki kain tenunan khas dari daerah mereka yaitu kain ulos dan kain songket. Kain tersebut biasanya digunakan pada acara-acara adat atau acara perkawinan.
5.      Makanan khas
Makanan Khas di Sumatera Utara sangat bervariasi, tergantung dari daerah tersebut. Saksang dan Babi panggang sangat familiar untuk mereka yang melaksanakan pesta maupun masakan rumah. Misalkan seperti didaerah Pakpak Dairi, Pelleng adalah makanan khas dengan bumbu yang sangat pedas. Di tanah Batak sendiri adalah dengke naniarsik yang merupakan ikan yang digulai tanpa menggunakan kelapa. Untuk cita rasa, tanah Batak adalah surga bagi pecinta makanan santan dan pedas juga panas. PASITUAK NATONGGI atau uang beli nira yang manis adalah istilah yang sangat akrab disana, menggambarkan betapa dekatnya Tuak atau nira dengan kehidupan merek
6.      Sejarah
Asal nama Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudera (terletak di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan Ibnu Batutah, petualang asal Maroko ke negeri tersebut di tahun 1345, dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra atau Sumatera, selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang[1].
Nama asli Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah “Pulau Emas”. Istilah pulau ameh (bahasa Minangkabau, berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita Cindur Mata dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatera. Seorang musafir dari Cina yang bernama I-tsing (634-713), yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti “negeri emas”.
Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dengan nama Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa.
Para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama Serendib (tepatnya: Suwarandib), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.
Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatera sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatera, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus.
Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatera. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatera. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi.
Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan beliau. Emas itu didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman a.s. berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha).
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatera. Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatera dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s.
Samudera menjadi Sumatera
Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji (raja) Sumatrabhumi ("Raja tanah Sumatra"), berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang pernah disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis.
Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pordenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah. Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama Camatarra. Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama Samatara, sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama Samatra. Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu Camatra, dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya Camatora. Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: Somatra. Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: Samoterra, Samotra, Sumotra, bahkan Zamatra dan Zamatora.
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatera. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatera.

E.     Flora Dan Fauna khas Di Sumatera Utara
Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang menyimpan beragam keanekeragaman hayati termasuk jenis yang endemik. Beberapa diantaranya seperti diuraikan dibawah ini.
1.      Flora
ü  Anggrek Tien Soeharto (Cymbidium Hartinahianum)
Sumatera Utara boleh berbangga karena memiliki salah satu jenis tumbuhan (jenis anggrek) yang endemik atau yang hanya tumbuh di Sumatera Utara. Kebanggaan ini bertambah lagi disebabkan pada anggrek tersebut ditabalkan nama ibu negara almarhumah Hj. Siti Hartinah Soeharto. Yaitu Anggrek Tien Soeharto atau sering juga disebut dengan Anggrek Hartinah (Cymbidium hartinahianum).
Habitatnya ditemukan di Desa Baniara Tele Kecamatan Harian Kabupaten Tapanuli Utara (berbatasan dengan Kabupaten Dairi). Lokasi dapat dicapai dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum dari kota Medan melalui kota Sidikalang (ibukota Kabupaten Dairi) sejauh 400 km selama lebih kurang 5 jam perjalanan. Habitatnya berupa semak-semak yang tidak terawat serta sebagian lagi lokasi perladangan penduduk dan ditambah lagi tidak adanya petunjuk khusus (seperti papan informasi) tentang keberadaan lokasi ini, maka bagi yang belum pernah akan mengalami kesulitan untuk menemukan.
Anggrek ini pertama kali ditemukan oleh Rusdi E Nasution, seorang peneliti dari Herbarium LBN/LIPI Bogor pada tahun 1976. Ketika itu anggrek ini tidak ditemukan dalam berbagai pusta maupun dalam koleksi. Kemudian oleh peneliti tersebut bersama peneliti lainnya J.B. Comber memberi nama ilmiah Cymbidium hartinahianum yang juga berarti anggrek Tien Soeharto pada hasil temuannya.
Menurut analisis kami anggrek Tien Soeharto tumbuh baik ditempat terbuka diantara rerumputan serta tanaman lain seperti jenis paku-pakuan, kantong semar, dan lain-lain pada ketinggian 1.700 meter diatas permukaan laut. Hal tersebut dikarnakan anggrek ini merupakan anggrek tanah yang pertumbuhannya merumpun. Daunnya berbentuk pita berujung meruncing dengan panjang 50-60 cm. Bunganya berbentuk bintang bertekstur tebal. Daun kelopak dan daun mahkotanya hampir sama besar, permukaan atasnya berwarna kuning kehijauan dan permukaan bawahnya kecoklatan dengan warna kuning pada bagian tepinya.
Upayaan konservasi Habitat Anggrek Tien Soeharto di Baniara, Tele berada di luar kawasan hutan, tepatnya pada areal kebun penduduk, yang diperkirakan hanya tinggal lebih kurang 1.200 meter persegi. Sebagai lahan kosong, yang tidak dimanfaatkan, selalu terbuka peluang pemanfaatan lahan untuk berbagai kegiatan seperti misalnya pendirian bangunan/gedung dan perluasan kegiatan perladangan penduduk. Kalau sampai ini terjadi baik habitat maupun populasinya akan musnah. Oleh karena itu perlu langkah-langkah penyelamatan melalui penetapan habitat dimaksud sebagai kawasan konservasi disamping mengadakan budidaya di luar habitat aslinya (konservasi ex situ).

2.      Fauna

ü  Orang Utan (Pongo pygmaeus)

Orang utan atau juga dikenal dengan nama Mawas adalah jenis kera besar yang mempunyai ciri tidak berbuntut, bertelinga kecil dan hidung kecil serta kepala berbentuk buah peer. Bulunya panjang dan lembut berwarna coklat kemerahan dengan tangan yang panjang dan kuat.Orang utan sangat unik dan bersifat arboreal, yaitu menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya diatas pohon dan jarang sekali turun ketanah. Mereka bergerak dengan bergantungan dari satu dahan kedahan yang lain.Orang utan juga dikenal sebagai satwa yang suka menyendiri (soliter) walaupun terkadang berkelompok terutama pada waktu menjelajah atau mencari makanan. Menurut tempat hidupnya secara alami, Orang utan dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus) dan Orang utan Sumatera (Pongo pygmaeus abelli). Orang utan Sumatera hidup tersebar di hutan-hutan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara khususnya dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.

ü  Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
Harimau Sumatra atau dalam bahasa latin disebut Panthera tigris sumatrae merupakan satu dari lima subspisies harimau (Panthera tigris) di dunia yang masih bertahan hidup. Harimau Sumatera termasuk satwa langka yang juga merupakan satu-satunya sub-spisies harimau yang masih dipunyai Indonesia setelah dua saudaranya Harimau Bali (Panthera tigris balica) dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah. Hewan dari filum Chordata ini hanya dapat diketemukan di Pulau Sumatera, Indonesia. Populasinya di alam liar diperkirakan tinggal 400–500 ekor. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) semakin langka dan dikategorikan sebagai satwa yang terancam punah.
Menurut analisis kami, asal usul harimau dipercaya merupakan keturunan hewan pemangsa zaman purba yang dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat (Andrew Kitchener, “The Natural History of Wild Cats”).  Harimau kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum berpecah dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya menjadi harimau Caspian. Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah kawasan pergunungan barat, dan seterusnya ke Asia tenggara dan kepulauan Indonesia,  sebagiannya lagi terus bergerak ke barat hingga ke India (Hemmer,1987).
Harimau Sumatera dipercaya terasing ketika permukaan air laut meningkat pada 6.000 hingga 12.000 tahun silam. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan subspisies harimau lainnya dan sangat mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Perlu diketahui, terdapat 9 subspesies harimau yang tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Kesembilan subspisies harimau tersebut adalah:
  1. Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) terdapat di Malaysia, Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
  2. Harimau Bengal (Panthera tigris tigris) Bangladesh, Bhutan, China, India, dan Nepal.
  3. Harimau Cina Selatan (Panthera tigris amoyensis) China.
  4. Harimau Siberia (Panthera tigris altaica) dikenal juga sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut China, atau harimau Manchuria. Terdapat di China, Korea Utara, dan Asia Tengah di Rusia.
  5. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) terdapat hanya di pulau Sumatera, Indonesia.
  6. Harimau Malaya (Panthera tigris jacksoni) terdapat di semenanjung Malaysia.
  7. Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) telah punah sekitar tahun 1950an. Harimau Caspian ini terdapat di Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan Rusia.
  8. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) telah punah sekitar tahun 1972. Harimau Jawa terdapat di pulau Jawa, Indonesia.
  9. Harimau Bali (Panthera tigris balica) yang telah punah sekitar tahun 1937. Harimau Bali terdapat di pulau Bali,  Indonesia.
v  Analisis Mengenai Ciri-Ciri, Habitat dan Upaya Konservasi
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatera mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat bahkan terkadang dempet.
Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala hingga ke ekor dengan berat 300 pound. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci dan berat 200 pound. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.
Harimau Sumatra hanya ditemukan di pulau Sumatra. Kucing langka ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Makanan harimau sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Harimau sumatra merupakan hewan soliter yang berburu di malam hari. Kucing ini mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya celeng dan rusa, dan terkadang unggas,ikan, dan Orangutan. Menurut penduduk setempat harimau sumatra juga gemar makan durian.
Harimau Sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau Sumatera tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau Sumatera dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer. Hingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250 ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di seluruh penjuru dunia. Pengrusakan habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000.
Dalam upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.
3.      Perwilayahan
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan, transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.